Teknik Memahami Pengetahuan Esensial dalam Pembelajaran Mendalam Eps.18
.png)
Menjelajahi Strategi Praktis untuk Memfasilitasi Pemahaman Siswa
Melanjuti episode sebelumnya tentang pengetahuan esensial, kali ini Prof. Yuli Rahmawati, PhD, Atase Pendidikan dan Kebudayaan RI di Kedutaan Besar Indonesia di Australia, bersama Prof. Suyanto, PhD, membahas lebih detail tentang teknik dan strategi praktis untuk memfasilitasi pemahaman siswa dalam pembelajaran mendalam (deep learning).
Karakteristik Tahap Memahami: Fondasi yang Kokoh
1. Menghubungkan Pengetahuan Baru dengan Pengetahuan Sebelumnya
Prinsip fundamental dalam pembelajaran mendalam adalah guru harus memahami pengetahuan prasyarat (prerequisite) sebelum mengajar topik baru.
Kunci Utama:
- ✓ Identifikasi topik apa yang harus dikuasai siswa sebelumnya
- ✓ Cek pemahaman siswa secara berkala
- ✓ Jangan biarkan siswa "lari terus" tanpa memastikan pemahaman
"Kalau di deep learning tuh banyak fase mengeceknya. Jangan sampai kita lari terus, siswanya sebenarnya belum paham." - Prof. Yuli Rahmawati
Standar Australia: Di Australia, standar yang diterapkan sangat ketat: 80% siswa harus paham dulu baru boleh pindah ke materi berikutnya. Ini menantang, namun memastikan fondasi yang kokoh.
2. Menstimulasi Proses Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)
Contoh Konkret dari Kelas di Australia:
Siswa kelas 2 SD diberikan soal:
- 1 apel = $1
- 3 apel = ... ?
Jawaban intuitif: $3
Kenyataan di supermarket: 3 apel seringkali hanya $2.5
Pertanyaan provokasi: "Kenapa bisa $2.5?"
Siswa distimulasi untuk berpikir:
- Ada diskon
- Sedang musim panen (penawaran > permintaan)
- Strategi pemasaran
"Anak SD kelas 2 pun sudah bisa berpikir dalam konteks HOTS. Tapi pertanyaan yang kita ajukan harus benar-benar memprovokasi." - Prof. Yuli Rahmawati
Pelajaran untuk Guru: Tidak sesederhana 1 + 1 + 1 = 3. Tambahkan informasi kontekstual yang memprovokasi pemikiran kritis.
3. Relevansi dengan Kehidupan Nyata (dan/atau)
Catatan Penting: Penggunaan kata "dan/atau" dalam framework ini memiliki makna mendalam.
Mengapa "dan/atau"? Tidak semua yang ada di kehidupan nyata adalah sehari-hari untuk semua siswa.
Contoh:
- Salju di Canberra (gunung) = biasa
- Salju di kota lain Australia = tidak semua daerah
- Salju untuk siswa Indonesia = tidak sehari-hari
Prinsip:
- Kombinasi dan negosiasi antara konteks nyata dan kehidupan siswa
- Dekatkan dengan kehidupan mereka
- Manfaatkan indigenous knowledge (pengetahuan lokal)
"Setiap daerah di Indonesia kan kaya sekali. Hal-hal yang sifatnya lokal itu diangkat supaya anak-anak bisa mengaitkan dengan pengetahuan lokalnya." - Prof. Yuli Rahmawati
4. Kebebasan Eksploratif dan Kolaboratif
Keluhan Umum Guru: "Waktunya terbatas, tidak ada waktu untuk eksplorasi."
Jawaban Teori Konstruktivisme: Kelas besar atau kecil bukan masalah. Kuncinya: konstruksi pengetahuan.
Strategi untuk Kelas Besar:
Contoh:
"Coba kalian semua pikirkan, air sehari-hari digunakan oleh kalian sebagai apa saja? Pikirkan dulu sendiri."
Alur:
- Think - Setiap anak berpikir sendiri dulu
- Pair - Sharing dengan teman sebangku
- Share - Diskusi kelas
Manfaat:
- Setiap siswa tetap terlibat meski kelas besar
- Tidak harus ceramah terus sampai habis
- Ruang besar bisa pasangan diskusi
Thought-Provoking Questions: Pertanyaan yang provokasi menghasilkan jawaban yang beragam → Masuk ke differentiated learning (pembelajaran berdiferensiasi)
5. Menanamkan Nilai dan Moral
Guru harus mengetahui kasus-kasus yang bisa:
- Menstimulasi pemikiran
- Menanamkan nilai moral
- Contoh: Membuang sampah → Banjir → Konsekuensi lingkungan
6. Membentuk Karakter
"Karakter kalau di taksonomi Bloom itu pembiasaan ada di tingkat terakhir. Jadi prosesnya memang lama." - Prof. Yuli Rahmawati
Pembentukan karakter adalah proses, bukan instant.
Lima Strategi Praktis dalam Memahami
Strategi 1: Pemodelan Konsep (Concept Mapping)
Memaksa siswa menuangkan pemikiran dalam bentuk visual atau tertulis.
Teknik-teknik:
- Concept Map - Peta konsep
- Mind Mapping - Peta pikiran
- Drawing - Gambar
- Flow Map - Diagram alir
- Association Map - Peta asosiasi
Teknik Cepat:
"Pak Yanto, dalam waktu 1 menit tuliskan kata-kata yang terkait dengan 'pasar'. Apa aja?"
Mengapa 1 Menit? Dalam waktu singkat, yang muncul adalah long-term memory. Apa yang benar-benar dipahami akan keluar semua.
Contoh Respons Unik: Ada siswa yang menulis: "Di pasar ada copetnya"
Respon Guru: "Loh, kenapa bisa ada copet?" → Gali lebih dalam → Fenomena sosial ekonomi
Cara Mengecek:
- Berpasangan → Saling periksa pekerjaan teman
- Saling sharing dan belajar
Catatan Penting tentang Penilaian:
Prof. Yuli mengingatkan:
"Tolong sampaikan ke anak-anak, tidak semua yang kita berikan pertanyaan/tes itu dinilai (dalam arti diranking)."
Tujuan:
- Menggunakan sebagai feedback
- Masuk kategori Assessment FOR Learning (bukan OF learning)
- Bukan untuk judgment, tapi untuk pembelajaran
Pendekatan Prof. Suyanto:
Untuk tugas mahasiswa:
- Nilai SEMUA jawaban
- Kategorikan: Average, Good, Excellent
- Relate dengan pekerjaan akhir
- Authentic Assessment yang bermakna
Strategi 2: Analogi (Analogy)
Struktur Analogi:
- Konsep = Yang diajarkan
- Target = Yang digunakan untuk memahami
Contoh Kimia:
Konsep: Laju reaksi (cepat vs lambat)
Target: Kemacetan lalu lintas
- Banyak kendaraan = reaksi lambat (partikel padat)
- Sedikit kendaraan = reaksi cepat (ruang gerak lebih besar)
⚠️ Peringatan: Hati-hati menggunakan analogi! Bisa menyebabkan miskonsepsi jika tidak tepat.
Guru harus paham:
- Mana yang konsep
- Mana yang target analogi
- Batasan analogi
Contoh Ekonomi (Prof. Suyanto):
Konsep: Kondisi keuangan (surplus/defisit)
Target: Tekanan darah
- Kadang rendah (defisit)
- Kadang tinggi (surplus)
- Kesehatan ekonomi seperti kesehatan tubuh
"Kalau dompet kosong, itu juga mempengaruhi kesehatan ekonomi kita." - Prof. Suyanto
Strategi 3: Diskusi Terbimbing (Guided Discussion)
Masalah Umum: Seringkali saat diskusi kelompok, guru duduk diam di kelas.
Yang Seharusnya: Diskusi kelompok adalah momen emas untuk:
- Mengetahui pemahaman siswa yang malu bertanya di depan kelas
- Mengidentifikasi kesulitan individu
- Memberikan scaffolding personal
Strategi Guru:
- Ajukan pertanyaan pemantik
- Minta siswa berkolaborasi
- Guru muter-muter kelas - mengunjungi setiap kelompok
- Cek hasil diskusi kelompok
- Berikan feedback
Bonus untuk Guru:
"Guru harus diberi pengetahuan bahwa duduk seharian (kedudukan senter) itu enggak sehat. Kalau mau sehat ya muter-muter kelas." - Prof. Suyanto
Guru yang aktif bergerak = guru yang sehat! 😊
Strategi 4: Kontekstual dan Reflektif
Struktur:
- 1, 2, 3 → Terkait Pengetahuan Esensial
- 4, 5 → Terkait Pengetahuan Aplikatif
Teknik:
- Jurnal reflektif - Siswa menulis refleksi pembelajaran
- Studi kasus - Analisis situasi nyata
- Scaffolding - Jembatan menuju aplikatif
Peran Guru:
"Guru ingat-ingat ketika mengajar itu mengarahnya langsung dipotong sini dulu, dikaitkan sini dulu. Scaffolding sampai menuju pengetahuan aplikatif." - Prof. Yuli Rahmawati
Strategi 5: Value Knowledge Education
Paradigma Lama: Penanaman karakter hanya dari:
- Pendidikan Agama
- PPKn (Pancasila dan Kewarganegaraan)
- Matematika (kadang)
Paradigma Baru: Semua mata pelajaran harus menanamkan karakter!
Teori: Value Knowledge Education Nilai (value) dicampur dengan pengetahuan (knowledge) dalam setiap pembelajaran.
Proyek UNESCO-Jepang:
Prof. Yuli mendapat hibah dari UNESCO (dana dari Jepang) melalui LPPM UNJ untuk:
- Learning for Empathy
- Pengembangan empati di 10 mata pelajaran SMP
- Teori dasar: Value Knowledge Education
Contoh Integrasi Nilai-Karakter:
"Kita harus sudah bisa mengkaitkan konsep yang kita berikan juga dengan nilai. Value dicampur sama pengetahuan." - Prof. Yuli Rahmawati
Pembelajaran Mendalam: Tantangan bagi Guru
Tuntutan untuk Guru:
- 🧠 Banyak akal dan variasi pedagogis
- 🎯 Punya repertoire/stok pertanyaan yang beragam
- 🔍 Kreativitas dalam strategi pengecekan pemahaman
- 👀 Peka terhadap siswa yang pasif/diam
- 📚 Terus belajar dan update pengetahuan
"Guru memang harus banyak akal, banyak variasi pedagogisnya, dan juga harus punya stok yang banyak mengenai berbagai macam pertanyaan." - Prof. Suyanto
Identifikasi Siswa:
- Siswa diam bisa karena paham ✓
- Siswa diam bisa karena tertinggal ⚠️
- Guru harus peka mengidentifikasi
Preview Episode Selanjutnya
Prof. Yuli berjanji akan membahas:
- Teknik penilaian (assessment) yang tepat
- Tes miskonsepsi - Cara mengidentifikasi pemahaman yang salah
- Classroom Assessment Technique (CAT)
- Assessment for Learning secara detail
- Cara mengecek pengetahuan esensial, aplikatif, dan value secara terpisah
Penutup: Dispute Nasional yang Sehat
Prof. Suyanto menyebutkan bahwa framework pengalaman belajar ini "mengakibatkan dispute nasional" - ada pro dan kontra dari berbagai pihak.
Ini adalah hal yang sehat!
Diskusi ilmiah, perbedaan pendapat berdasarkan teori dan praktik, serta pertimbangan spesifik mata pelajaran justru akan memperkaya pemahaman kita tentang pembelajaran mendalam.
Yang penting: Guru tetap menjadi agen pembelajaran mendalam dengan kreativitas, komitmen, dan kecintaan terhadap profesi.
"Selama Prof. Yuli sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan, kita seminggu sekali tampil mengelaborasi tentang memahami. Insyaallah tahun pertama Atikbud sudah selesai membahas topik ini." - Prof. Suyanto
Tentang Narasumber:
- Prof. Yuli Rahmawati, MSc., PhD - Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra, tokoh Deep Learning Indonesia, pengembang Learning for Empathy
- Prof. Suyanto, PhD - Host channel Suyanto.id, pakar pendidikan
Sumber Video: Teknik Memahami Pengetahuan Esensial - Eps.18
Download Materi Presentasi: Link Google Drive
Episode Terkait:
- Memahami Pengetahuan Esensial Mudah - Eps.17
- Strategi Belajar Menggembirakan dalam PM/DL - Eps.16
- Pembelajaran Bermakna Dalam PM/DL - Eps.15
Tags: #TeknikMemahami #PengetahuanEsensial #DeepLearning #PembelajaranMendalam #StrategiPembelajaran #ConceptMapping #Analogi #DiskusiTerbimbing #ValueKnowledge #AssessmentForLearning #AuthenticAssessment #HOTS #PendidikanIndonesia #GuruKreatifa