0
Home  ›  Pembelajaran Mendalam

Taksonomi SOLO untuk Tujuan Pembelajaran Mendalam: Panduan Praktis bagi Guru Eps.23

Pembelajaran mendalam (Deep Learning) menjadi salah satu pendekatan yang semakin penting dalam dunia pendidikan modern. Salah satu kerangka yang dapat membantu guru dalam merancang tujuan pembelajaran yang efektif adalah Taksonomi SOLO (Structure of Observed Learning Outcomes). Dalam diskusi mendalam antara Prof. Suyanto, Ph.D. dan Prof. Yuli Rahmawati, Ph.D., dijelaskan bagaimana Taksonomi SOLO dapat menjadi alternatif yang lebih praktis dan presisi dibandingkan taksonomi lainnya.

Mengapa Taksonomi SOLO Penting untuk Pembelajaran Mendalam?

Taksonomi SOLO memiliki karakteristik unik yang sangat sesuai dengan prinsip pembelajaran mendalam:

1. Sistem Feedback yang Jelas

Taksonomi SOLO menyediakan tiga jenis umpan balik yang sistematis:

  • Feedback: Guru memberikan respon balik kepada siswa tentang apa yang sudah dipelajari dan posisi pemahaman mereka
  • Feed Up: Guru membantu siswa untuk bergerak maju ke level berikutnya
  • Feed Forward: Guru mendampingi siswa dalam proses transisi antar level pemahaman

2. Gradasi Level yang Jelas

Berbeda dengan taksonomi lain, SOLO memiliki empat level yang sangat mudah dibedakan:

  • Unistruktural: Fokus pada satu konsep
  • Multistruktural: Menggabungkan beberapa konsep (3-4 konsep)
  • Relasional: Mengaitkan hubungan antar konsep
  • Extended Abstract: Transfer pengetahuan ke konteks lain (level terdalam)

Keunggulan Taksonomi SOLO Dibanding Taksonomi Bloom

Prof. Yuli menyoroti beberapa kelemahan taksonomi Bloom yang dapat diatasi oleh SOLO:

Kata Kerja yang Lebih Presisi

Dalam taksonomi Bloom, kata kerja seperti "identify" dapat ditemukan di berbagai level (C2, C4, C5), sehingga guru harus melakukan expert judgment untuk menentukan kedalamannya. Sementara itu, kata kerja di Taksonomi SOLO lebih spesifik untuk setiap level:

Unistruktural: Define, State Multistruktural: Combine, Describe, List Relasional: Classify, Compare, Contrast Extended Abstract: Predict, Reflect, Evaluate, Create, Generalize

Range yang Lebih Fokus

Kritik terhadap Bloom adalah kata kerja dalam satu level (misalnya C2) terlalu lebar jangkauannya—mulai dari classify, conclude, demonstrate, hingga identify. SOLO memberikan batasan yang lebih jelas untuk setiap levelnya.

Tujuan Pembelajaran yang Lebih Mudah

SOLO mempermudah perumusan tujuan pembelajaran:

  • Uni: Satu konsep
  • Multi: Tiga konsep atau lebih
  • Relasional: Konsep-konsep saling dikaitkan
  • Extended Abstract: Transfer ke konteks lain

Formula Praktis Membuat Tujuan Pembelajaran dengan SOLO

Menurut Prof. Yuli, format tujuan pembelajaran dengan Taksonomi SOLO adalah:

Kata Kerja + Konten + Konteks

Contoh Konkret:

  • Multistruktural: "Describe sifat fisik dari campuran, pemanasan, dan pendinginan dalam kehidupan sehari-hari"
  • Relasional: "Compare dan contrast sifat fisik dan kimia dari benda besi dengan kayu"
  • Extended Abstract: "Predict apa yang terjadi ketika berbagai bahan dicampur dalam konteks kehidupan nyata"

Pentingnya Konteks

Konteks sangat penting dalam pembelajaran mendalam. Guru harus mengaitkan pembelajaran dengan:

  • Kehidupan sehari-hari siswa
  • Permasalahan lingkungan
  • Individual atau kelompok
  • Situasi nyata yang bermakna

Implementasi di Kelas: Contoh Praktis

Prof. Yuli memberikan contoh dari sekolah di Indonesia yang menggunakan kurikulum internasional:

Tujuan Pembelajaran: "Siswa dapat mengaplikasikan pemahamannya untuk describe [konsep] pada daily life yang berguna bagi orang sekitar"

Kriteria Penilaian:

  • Pengetahuan konseptual
  • Research skills
  • Kemampuan transfer ke konteks nyata

Pertanyaan Kunci untuk Guru

Saat merancang tujuan pembelajaran, guru perlu bertanya:

  • Apa yang bisa siswa definisikan?
  • Apa yang bisa siswa gambarkan?
  • Konsep apa yang bisa siswa klasifikasikan?
  • Bagaimana siswa bisa mengaitkan konsep-konsep tersebut?

Hubungan dengan Asesmen

Taksonomi SOLO memungkinkan guru untuk:

  1. Membuat soal asesmen bertingkat (Level 1, 2, 3)
  2. Melihat di level mana siswa berada
  3. Memberikan intervensi yang tepat untuk membantu siswa naik level
  4. Menggunakan rubrik yang jelas untuk setiap level pemahaman

Catatan Penting: Pembahasan kali ini berfokus pada perumusan tujuan pembelajaran dan kegiatan belajar. Kompleksitas asesmen dengan Taksonomi SOLO akan dibahas di episode berikutnya.

Kesimpulan

Taksonomi SOLO menawarkan pendekatan yang lebih praktis dan presisi untuk merancang pembelajaran mendalam. Dengan level yang jelas, kata kerja yang spesifik, dan fokus pada konteks yang bermakna, guru dapat lebih mudah:

  • Merumuskan tujuan pembelajaran
  • Memberikan feedback yang tepat
  • Membantu siswa bergerak dari pemahaman superficial ke pemahaman mendalam
  • Mengembangkan kemampuan transfer pengetahuan

Bagi guru yang ingin menerapkan pembelajaran mendalam, Taksonomi SOLO dapat menjadi alternatif yang layak dipertimbangkan, terutama karena kemudahan dalam implementasi dan kejelasan gradasi pembelajarannya.


Sumber dan Referensi

Diskusi lengkap dapat Anda tonton di video berikut: Prof. Yuli R: Taksonomi Solo untuk Tujuan Pembelajaran PM - DL-EPS.23

Narasumber:

  • Prof. Suyanto, Ph.D.
  • Prof. Yuli Rahmawati, M.Si., Ph.D. (Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Canberra)

Materi Presentasi: Slides materi dapat diakses di: https://bit.ly/3HK7INJ


Episode Terkait:

Jangan lupa subscribe channel Suyanto.id untuk update pembelajaran mendalam lainnya!


Hashtags: #TaksonomiSOLO #PembelajaranMendalam #DeepLearning #TujuanPembelajaran #PendidikanIndonesia #Asesmen #TaksonomiBloom #StrategiPembelajaran

Post a Comment
Search
Menu
Theme
Share
Additional JS