Menciptakan Lingkungan Belajar Kondusif untuk Pembelajaran Mendalam: Perspektif Prof. Yuli Rahmawati Episode 13
Dalam era pendidikan yang terus berevolusi, menciptakan lingkungan belajar yang kondusif menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan proses pembelajaran. Prof. Yuli Rahmawati, M.Sc., Ph.D., seorang pakar pendidikan yang saat ini menjabat sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Kedutaan Besar Australia di Canberra, menekankan bahwa lingkungan belajar merupakan komponen esensial yang tidak bisa diabaikan dalam pembelajaran mendalam (deep learning).
"Dalam deep learning, masalah lingkungan belajar enggak bisa diabaikan ya. Itu memang dari sebuah kerangka pembelajaran yang harus didesain sedemikian rupa untuk mencapai indikator-indikator profil lulusan dan juga untuk mencapai prinsip-prinsip pembelajaran mendalam yang berupa mindingful, meaningful, joyful," jelas Prof. Yuli dalam video pembelajaran yang dibagikan oleh Suyanto.id.

Prof. Yuli Rahmawati, M.Sc., Ph.D., Guru Besar UNJ dan Atase Pendidikan dan Kebudayaan di Australia FMIPA UNJ2
Sebelum membahas lebih dalam tentang konsep lingkungan belajar, penting untuk mengenal sosok di balik pemikiran tersebut. Prof. Yuli Rahmawati memiliki latar belakang akademik yang kuat. Beliau menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Negeri Jakarta pada bidang Pendidikan Kimia (1999-2003), kemudian melanjutkan studi S2 dan S3 di Curtin University, Australia, pada bidang Science Education (2007-2008 dan 2009-2013).
Disertasinya yang berjudul "Revealing and Reconceptualising Teaching Identity through the Landscapes of Culture, Religion, Transformative Learning, and Sustainability Education: A Transformation Journey of a Science Educator" menunjukkan kedalaman pemikiran beliau dalam mengintegrasikan aspek budaya dan identitas dalam pembelajaran FMIPA UNJ2.
Sebagai peneliti aktif, Prof. Yuli telah melakukan berbagai penelitian penting, di antaranya "Pengembangan Karakter dan Identitas Budaya Siswa Melalui Model Pembelajaran Culturally Responsive Teaching Terintegrasi Etnokimia" dan "Integrasi Dilemmas Stories Pada Proyek STEAM Dalam Pembelajaran Kimia Untuk Mengembangkan Keterampilan Abad 21". Kontribusi beliau dalam dunia pendidikan juga terlihat dari perannya sebagai pendiri Learning Environment Research Group Indonesia dan berbagai publikasi di jurnal internasional bereputasi.
Definisi Lingkungan Belajar Kondusif
Lingkungan belajar secara umum didefinisikan sebagai semua kondisi yang dapat memberikan pengaruh terhadap subjek yang terlibat dalam proses belajar mengajar, terutama pendidik (guru) dan peserta didik (siswa), yang secara langsung menjadi pusat dari proses pembelajaran itu sendiri e-ujian.id1.
Namun, Prof. Yuli Rahmawati memperkaya definisi ini dengan menekankan tiga komponen utama yang terintegrasi dalam lingkungan belajar kondusif:
"Keyword-nya nih Pak Yanto, integrasi. Ya integrasinya itu ada tiga: budaya belajar, lingkungan fisik, dan virtual," jelas Prof. Yuli dalam videonya.
Ruang kelas yang ditata dengan baik mendukung lingkungan belajar kondusif SMA Dwiwarna3
Tiga Komponen Lingkungan Belajar Kondusif
1. Budaya Belajar
Menurut Prof. Yuli, budaya belajar merupakan salah satu aspek yang paling menantang untuk diciptakan oleh para guru. Budaya belajar yang kondusif adalah lingkungan yang aman dan nyaman, di mana siswa dapat mengekspresikan pemikiran kritisnya tanpa rasa takut dihakimi.
"Budaya belajar ini adalah salah satu yang menantang sekali untuk kita para guru," ungkapnya.
Budaya belajar yang baik mencakup:
- Rasa aman untuk berpendapat dan berbagi ide
- Kebebasan untuk melakukan eksplorasi dan eksperimen
- Apresiasi terhadap setiap kontribusi siswa
- Penerapan explicit teaching dengan pertanyaan terbuka
2. Lingkungan Fisik
Komponen kedua adalah lingkungan fisik yang dioptimalkan untuk mendukung pembelajaran. Prof. Yuli menekankan pentingnya desain ruang kelas yang mendukung berbagai model pembelajaran.
"Bangku dan meja itu bisa ada rodanya... kalau anak mau berkolaborasi itu bisa," jelasnya.
Aspek lingkungan fisik meliputi:
- Dekorasi ruang sesuai tema pelajaran
- Pengaturan meja dan bangku yang fleksibel
- Penempatan alat bantu pembelajaran yang mudah dijangkau
- Pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik
3. Ruang Virtual
Di era digital ini, komponen ketiga yakni ruang virtual menjadi sama pentingnya dengan komponen lainnya. Ruang virtual menyediakan akses ke sumber belajar tanpa batasan ruang dan waktu.
"Ruang virtual... belajar itu bermakna... 24 jam harusnya... terbuka," papar Prof. Yuli.
Ruang belajar virtual menjadi komponen penting dalam lingkungan belajar modern Meetaverse4
Komponen ruang virtual mencakup:
- Platform pembelajaran online
- Sumber belajar digital
- Kanal komunikasi virtual antara guru dan siswa
- Media sosial untuk berbagi pengetahuan
Manfaat Lingkungan Belajar Kondusif
Lingkungan belajar yang kondusif memberikan berbagai manfaat penting bagi proses pembelajaran, di antaranya:
Meningkatkan Konsentrasi dalam Belajar - Siswa dapat lebih fokus pada materi pembelajaran dalam lingkungan yang mendukung.
Mengurangi Tingkat Stres dan Ketegangan - Atmosfer yang positif dan aman secara psikologis membantu menurunkan kecemasan siswa.
Belajar Lebih Efektif - Waktu dan energi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk proses pembelajaran.
Meningkatkan Gairah untuk Belajar - Lingkungan yang menarik dan mendukung mendorong motivasi intrinsik siswa untuk terus belajar dan mengeksplorasi.
Prof. Yuli menekankan bahwa lingkungan belajar kondusif berperan signifikan dalam mencapai pembelajaran mendalam:
"Jadi memang sangat signifikan itu jadi dalam deep learning masalah lingkungan belajar enggak bisa diabaikan ya itu memang dari sebuah kerangka pembelajaran yang harus didesain sedemikian rupa untuk mencapai indikator-indikator profil lulusan dan juga untuk mencapai prinsip-prinsip pembelajaran mendalam."
Strategi Menciptakan Lingkungan Belajar Kondusif
Strategi untuk Guru
Interaksi positif guru dan siswa menjadi kunci lingkungan belajar kondusif Desa Cipatujah5
Prof. Yuli Rahmawati menyoroti peran penting guru dalam membangun lingkungan belajar kondusif:
Menerapkan Explicit Teaching
- Mengajukan pertanyaan terbuka yang mendorong pemikiran kritis
- Mengapresiasi kontribusi individual setiap siswa
- Memberikan ruang bagi siswa untuk mengekspresikan pendapat
Menunjukkan Leadership dalam Kelas
- Memberikan arahan yang jelas
- Menjadi role model dalam berinteraksi
- Mengelola dinamika kelas secara efektif
Menghindari Perilaku Negatif
- "Admonishing itu meremehkan siswa dan membuat siswa jadi udah enggak usah aktif lagi," ungkap Prof. Yuli.
- Menghindari kritik yang merendahkan siswa
- Menghindari perbandingan antar siswa
Mendesain Pembelajaran Sesuai Kerangka Deep Learning
- Merencanakan aktivitas yang mendorong pemikiran mendalam
- Mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran
- Memperhatikan kebutuhan individu siswa
Strategi untuk Sekolah
Merancang Ruang Fisik yang Fleksibel
- Menyediakan furnitur yang mudah dipindahkan
- Menciptakan area-area spesifik untuk kegiatan berbeda
- Mengoptimalkan pencahayaan dan ventilasi
Menyediakan Infrastruktur Teknologi yang Memadai
- Jaringan internet yang stabil
- Perangkat digital untuk mendukung pembelajaran
- Akses ke platform pembelajaran online
Membangun Budaya Sekolah yang Positif
- Kebijakan yang mendukung inklusivitas
- Program-program yang mendorong kolaborasi
- Kegiatan yang memperkuat rasa memiliki pada komunitas sekolah
Strategi untuk Orang Tua
Prof. Yuli menekankan pentingnya kolaborasi antara orang tua dan sekolah:
"Kolaborasi antara orang tua dan sekolah itu sangat menentukan motivasi siswa," jelasnya.
Beberapa strategi untuk orang tua antara lain:
Menciptakan Ruang Belajar yang Kondusif di Rumah
- Area belajar yang nyaman dan minim gangguan
- Akses ke sumber belajar yang dibutuhkan
- Jadwal belajar yang teratur
Mendukung Kegiatan Pembelajaran Anak
- Menunjukkan minat terhadap proses pembelajaran anak
- Memberikan dukungan moral dan emosional
- Berkomunikasi secara rutin dengan guru
Menjadi Role Model dalam Belajar
- Menunjukkan semangat belajar sepanjang hayat
- Mendiskusikan berbagai topik pengetahuan dengan anak
- Membaca dan mencari informasi bersama
Tantangan dalam Menciptakan Lingkungan Belajar Kondusif
Meskipun manfaatnya sangat besar, menciptakan lingkungan belajar kondusif bukanlah tanpa tantangan. Prof. Yuli mengidentifikasi beberapa tantangan utama:
Keterbatasan Infrastruktur
"Bangku dan meja itu bisa ada rodanya...dipaku dengan lantai...tidak mobil lagi..." ungkap Prof. Yuli.
Banyak sekolah masih menggunakan furnitur tradisional yang tidak fleksibel, sehingga menghambat penerapan model pembelajaran kolaboratif.
Hambatan Budaya dan Mindset Mengubah budaya pembelajaran dari yang bersifat pasif menjadi aktif memerlukan perubahan mindset baik dari guru maupun siswa.
Kesenjangan Digital Tidak semua siswa dan sekolah memiliki akses yang sama terhadap teknologi digital, yang dapat menghambat optimalisasi ruang virtual dalam pembelajaran.
Dukungan Kepala Sekolah Inovasi dalam lingkungan fisik dan pedagogis memerlukan dukungan kebijakan dari kepala sekolah, yang tidak selalu mudah didapatkan.
Keterbatasan Waktu dan Sumber Daya Guru sering kali dihadapkan pada keterbatasan waktu dan sumber daya untuk mendesain lingkungan belajar yang optimal.
Kesimpulan
Lingkungan belajar kondusif adalah fondasi penting untuk mencapai pembelajaran mendalam (deep learning). Sebagaimana ditekankan oleh Prof. Yuli Rahmawati, integrasinya terdiri dari tiga komponen utama: budaya belajar, lingkungan fisik, dan ruang virtual.
Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif memerlukan kolaborasi dari berbagai pihak, terutama guru, sekolah, dan orang tua. Meskipun terdapat berbagai tantangan, manfaat dari lingkungan belajar kondusif sangat signifikan dalam mendukung perkembangan siswa dan mencapai tujuan pendidikan yang holistik.
Sebagaimana disampaikan Prof. Yuli, "Lingkungan belajar itu memang dari sebuah kerangka pembelajaran yang harus didesain sedemikian rupa untuk mencapai indikator-indikator profil lulusan." Dengan pemahaman dan penerapan konsep ini, diharapkan kualitas pendidikan di Indonesia dapat terus meningkat, menciptakan generasi pembelajar yang kritis, kreatif, dan berkarakter.
Referensi
- Prof. Yuli Rahmawati: Lingkungan Belajar Kondusif DL/PM-Eps.13. YouTube6
- Biodata Prof. Yuli Rahmawati, M.Sc., Ph.D. FMIPA UNJ2
- Lingkungan Belajar: Pengertian, Manfaat dan Cara Menciptakannya. e-ujian.id1
- Strategi Guru dalam Membangun Lingkungan Belajar yang Kondusif. Journal UM7
Artikel ini disusun berdasarkan materi video YouTube "Prof. Yuli Rahmawati: Lingkungan Belajar Kondusif DL/PM-Eps.13" dari kanal @Suyantoid dan dilengkapi dengan referensi terkait untuk memberikan pemahaman komprehensif tentang konsep lingkungan belajar kondusif.